BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam ekonomi terdapat banyak sekali
cabang keilmuannya, salah satunya adalah ilmu Ekonomi Perencanaan Pembangunan.
Kali ini yang akan kita bahas secara lebih spesifik adalah pada bagian
perencanaan ekonomi, harga bayangan, serta evaluasi proyek dan analisa biaya
hasil. Tujuan adanya ketiga bahasan yang telah disebutkan sebelumnya ini antara
lain adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi; untuk mengevaluasi
dampak suatu proyek pada pendapatan nasional; serta untuk menilai keberhasilan
atau kegagalan suatu proyek beserta cara-cara penyempurnaan lebih lanjut, dan
membantu dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat untuk mencapai
alokasi sumber secara optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan Ekonomi?
2. Apa yang dimaksud dengan Harga Bayangan?
3. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Proyek dan Analisis Biaya Hasil?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Perencanaan Ekonomi.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Harga Bayangan.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Evaluasi Proyek dan Analisis
Biaya Hasil.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERENCANAAN EKONOMI
Pengertian
Perencanaan Ekonomi
Di dalam
kepustakaan ekonomi, istilah perencanaan ekonomi dipergunakan sangat lentur. la sering
dikelirukan dengan komunisme, sosialisme atau pembangunan ekonomi. Setiap betuk
campur tangan pemerintah dalam urusan ekonomi ditafsirkan juga sebagai
perencanaan. Meskipun pemerintah dapat melakukan campur tangan sekalipun tanpa
membuat suatu rencana. lalu apakah perencanaan itu? Perencanaan adalah teknik,
cara untuk mencapai tujuan,tujuan untuk mewuiudkan maksud dan sasaran tertentu
yang telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan dengan baik oleh Badan
Perencanaan Pusat. Tujuan tersebut mungkin untuk mencapai sasaran sosial,
politik atau militer. Karena itu,
persoalannya bukan antara rencana dan tidak ada rencana, tetapi
persoalannyaa adalah antara berbagai macam rencana.[1]
Kebutuhan Perencanaan di Negara Terbelakang
Salah satu tujuan di Negara
terbelakang adalah untuk meningkatkan laju pembangunan ekonomi. Kemampuan
menabung rendah karena tingkat pendapatan yang rendah pula disamping
kecenderungan mengkonsumsi yang tinggi. Akibatnya, laju investasi rendah sehingga
mengakibatkan modal kurang dan produktivitas rendah. Dasar demikian timbulnya
perencanaan di negara seperti itu adalah untuk memperbaiki dan memperkuat
mekanisme pasar. Mekanisme pasar di negara terbelakang belum lagi sempurna.
karena ketidakpastian dan ketidakbiasaan dengan mekanisme seperti itu. jadinya
sebagian besar perekonomian terdiri dari sektor nonuang. Pasar produk, faktor,
uang dan modal tidak terorganisasi sebagaimana mestinya.
Kebutuhan pengembangan sektor
pertanian bersama-sama dengan sektor industri timbul dari kenyataan bahwa
pertanian daIam industri saling menentukan. Reorganisasi pertanian akan
melepaskan tenaga buruh surplus yang dapat diserap oleh sektor industri.
Pembangunan pertanian juga penting untuk memasok kebutuhan bahan mentah sektor
industri tersebut.[2]
Perencanaan pembangunan sangat
diperlukan untuk menyerahkan kemiskinan bangsa. Perencanaan merupakan
satu-satunya jalan yang terbuka bagi negara terbelakang untuk menaikkan
pendapatan nasional dan pendapatan perkapita untuk mengurangi ketimpangan
pendapatan dan kesejahteraan untuk meningkatkan kesempatan kerja untuk
pembangunan yang menyeluruh dan untuk mempertahankan kemerdekaan nasional yang
baru saja dimenangkan.
Perumusan Rencana dan Syarat-yarat
Perencanaan yang Berbasil
Perumusan dan keberhasilan suatu
rcncana memerlukan hal- hal sebagai berikut:
1. Komisi Perencanaan. Prasyarat pertama bagi suatu rencana
adalah pembentukan suatu komisi perencanaan yang harus diorganisasi dengan cara
yang tepat ia harus dibagi ke dalam sejumlah bagian dan subbagian di bawah para
ahli seperti ahli ekonomi, ahli statistik, insinyur dan sebagainya yang handal
dengan berbagai aspek perekonomian.
2. Data Statistik. Perencanaan yang kuat mempersyaratkan
adanya survei yang menyeluruh terhadap sumber potensial dan sumber yang ada di
suatu negara serta segala kekurangannya.
3. Tujuan rencana tersebut dapat menetapkan tujuan-tujuan
berikut: meningkatkan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita; memperluas
kesempatan kerja; mengurangi ketimpangan pendapatan dan kesejahteraan dan
pemusatan kekuatan ekonomi menaikkan produksi pertanian industrialisasi
perekonomian, mencapai pembangunan, wilayah berimbang, mencapai swasembada dan
sebagainya.
4. Penetapan Sasaran dan
Preorita Problem berikumya adalah menetapkan sasaran dan priortas untuk mencapai tuiuan yang
ditentukan dalam rencana. Sasaran dan prioritas tersebut harus global dan
sektoral.
5. Mobilisasi Sumber. Suatu renana menempatkan pembiayaan
sektor negara yang akan menjadi dasar mobilisasi sumber sumber yang perlu. Ada beraneka ragam
sumber ekternal dan internal yang dapat digunakan untuk membiayai suatu
rencana.
6. Keseimbangan Dalam Rencana Suatu rencana harus menjamin
keseimbangan yang tepat dalam perekonomian. kalau tidak.,akan muncul kelangkaan
atau surplus pada waktu rencana berjalan. Harus ada keseimbangan antara
tabungan dan investasi, antara penawaran barang yang tersedia dan permintaan
atas barang tersebut, antara kebutuhan tenaga keria dan penyediaannya.
7. Administrasi yang efesien dan tidak korup. Administrasi
yang kuat, efisien dan tidak korop adalah syarat mutlak keberhasilan
perencanaan. Tetapi di sinilah biasanya terkurangnya Negara terbelakang .Lewis
menganggap administrasi yang kuat. baik dan tidak korup sebagai syarat pertama
bagi keberhasilan suatu rcncana.
8. Kebijaksanaan
pembangunan yang tepat. Pemerintah harus menetapkan kebijaksanaan
pembangunan yang tepat demi berhasilnya rencana pembangunan dan untuk
menghindari kesulitan yang mungkin
timbul dalam proses.
9. Ekonomi dalam administrasi setiap usaha harus dibuat
berdampak ekonomis dalam administrasi. Khususnya dalam pengembangan
bagian-bagian kementrian dan pemerintahan.
10. Dasar Pendidikan Administrasi yang bersih dan efisien
memerlukan dasar pendidikan yang kuat. Supaya perencanaan berhasil haruslah
diperhatikan standar moral dan etika rakyat.
11. Teori konsumsi Menurt Prof. Galbraith , suatu syarat
penting perencanaan pembangunan modern adalah bahwa ia mempunyai teori
konsumsi. Negara terbelakang tidak harus mengikuti pola konsumsi negara maju.
12. Dukungan masyarakat Dukungan masyarakat merupakan faktor
penting bagi keberhasilan rencana di dalam suatu negara demokratis. Perencanaan
memerlukan dukungan luas dari rakyat.
Peencanaan ekonomi harus di atas kepentingan golongan, tetapi pada saat
yang sama, ia harus memperoleh persetujuan semua golongan. [3]
Perencanaan dengan Komando (Direction) Dan Perencanaan dengan
Rangsangan (lnducement)
Prof. Lewis menggambarkan
perbedaan antara perencanaan dengan komando dan perencanaan dengan rangsangan
dalam rangka mobilisasi sumber bagi pencapaian rencana.
1.
Perencanaan Dengan Komamlo
Perencanaan dengan komando merupakan
bagian integral dari masyarakat sosialis sosialis uni soviet. Perencanaan tidak
menghendaki adanya liberalisme. Di situ ada satu penguasa pusat yang
merencanakan, mengatur dan memerintahkan. Perencanaan seperti itu bersifat
menyeluruh dan mencakup keseluruhan perekonomian. Sebagaimana Large
menyatakan: Sepaniang menyangkut sektor
sosialis, rencana nasional merupakan perintah yang mengikat. Sasaran rencana
nasional dan penyediaan keuangannya merupakan perintah untuk dilaksanakan oleh
berbagai kementrian dan perusahaan yang
berada di bawah daulatannya.
2.Perencanaan Dengan Rangsangan
Perencanaan dengan rangsangan
merupakan perencanaan demokmtis. Ia berarti merencanakan dengan cara
memanipulasi pasar. Tidak ada keharusan, tetapi ajakan. Ada kebebasan usaha,
kebebasan konsumsi, dan kebebasan produksi. Tetapi kebebasan
ini tunduk pada pengendalian dan pengaturan pemerintah. Rakyat diajak
berbuat dalam cara tertentu melalui berbagai langkah fiskal dan moneter. Jika
badan perencanaan hendak mendorong
produksi suatu komoditi, ia dapat memberikan subsidi kepada perusahaan. Dan
jika ia menemui kelangkaan barang di pasar ia dapat melakukan pengendalian
harga dan penjatahan. Dalam rangka meningkatkan laju pembentukan modal, badan
pcrencana kemudian dapat melakukan investasi negara dan atau mendorong
investasi swasta. la dapat mengambil kebijaksanaan moneter yang sesuai dan pada saat yang sama menetapkan
kebijaksanaan perpaiakan yang mendorong investasi dan mengurangi konsumsi.[4]
Perencanaan Keuangan dan
Perencanaan Fisik
1. Perencanaan keuangan
Keungan
merupakan kunci pokok perencanaan ekonomi. Jika keuangan tersedia secara
memadai, sasaran fisik gampang dicapai. Tetapi bila sumber keuangan tertentu
tidak ada, jangan harap rencana dapat diselesaikan dengan baik. Disamping itu,
perencanaan keuangan penting dalam rangka menghapuskan kepincangan, antara
penawaran dan permitaan dan untuk menghitung biaya dan hasil berbagai proyek.
Umpama komisi perencanaan india menunjukkan bahwa hakikat perencanaan keuangan
adalah untuk memastikan apakah permintaan dan penawaran bertemu dalam suatu
cara yang memanfaatkan kemampuan fisik sepenuh mungkin tanpa perubahan besar
dan tak terduga pada struktur harga.
2.
Perencanaan fisik
Perencanaan
fisik adalah suatu usaha untuk menjabarkan usaha pembagunan dalam arti alokasi
faktor dan hasil produk sehingga memaksimalkan pendapatan dan pekerjaan.
Keseimbangan fisik hanya dapat dicapai melalui penilaian yang tepat pada
hubungan antara investasi dan output, koefisien investasi dengan demikian dapat
dihitung. Koefisien ini menunjukkan jumlah investasi dan juga komposisi
investasi tersebut dalam artian sebagai barang yang dibutuhkan dalam rangka
memperoleh kenaikan output suatu produk dengan jumlah tertentu.[5]
Perencanaaan
Perspektif dan Perencanaan Tahunan
Kata perencanaan mengacu pada perencanaan jangka panjang di mana
sasaran panjang ditentukan terlebih dahulu, misal jangka panjaang waktu 15, 20,
atau 25 tahun. Menurut Komisi Perencanaan India rencana perspektif adalah cetak
biru pembangunan yang harus dilaksanakan dalam jangka panjang namun bukan
berarti satu rencana untuk keseluruhan jangka waktu 15 atau 20 tahun. Pada kenyataannya rencana perspektif dalam
jangka panjang ini harus dibagi dalam beberapa rencana jangka pendek 4, 5 atau
6 tahun. Lebih baik melakukan rencana jangka pendek dari pada rencana jangka
panjang karena kalau rencana jangka pendek lebih mudah untuk melihat masa depan
rencana tersebut. Karena itulah bisanya rencana jangka panjang dibagi kedalam
beberapa rencana jangka pendek. Rencana 5 tahun kemudian di pecah menjadi
rencana tahunan dan dibagi kembali dalam rencana regional dan rencana sektoral.
Dimana rencana regional meliputi wilayah, distrik,lokal yang selanjutnya
dipecah menjadi rencana sektoral untuk pertanian, industri, perdagangan luar
negeri, transportasi dan lain sebaginya. Rencana sektoral dibagi kembali
menjadi beberapa rencana seperti rencana untuk bahan makan, besi dan baja
maupun ekspor dan lainnya. Semua rencana dan subrencana dikaitkan dengan
rencana perspektif. Dimana rencana perspektif adalah rencana jangka panjang dan
rencana serta subrencana yang sedang berjalan merupakan penunjang penting yang
disebutkan pertama kali untuk rencana jangka panjang tersebut.
Tujuan pokok rencana perspektif adalah
untuk meletakkan landasan bagi rencana jangka pendek, sehingga masalah-masalah
jangka panjang yang harus diselesaikan dalam jangka panjang dapat
mempertimbangkan dalam rencana jangka pendek.[6]
Kelemahan perencanaan perspektif[7]:
1.
Rencana tidak luwes, karena penyesuaian yang diperlukan terhadap perubahan
yang tidak terduga atau perbaikan atas kesalahan tidak dapat dilaksanakan dan
adaptasi perbaikan yang dilakukan cenderung mendadak di sela-sela periode
rencana. Jadi secara administratif perencanaan tidak efektif.
2. Secara psikologis, dalam hal kewajiban merevisi rencana kalau tidak
ditentukan secara formal akan melemahkan semangat. Sebagi contoh di India
sesudah tahun 1957, ketika penguasa menerbitkan peryataan kontradiktif, keadaan
tersebut meyebarkan kebingungan, senisme dan sikap meyerah terhadap bisnis.
Perencanaan yang lebih fleksibel dapat mencegah salah hitung mengenai kebtuhan
devisa dan kesalahan dalam penanganan izin impor pada permulaan periode ini.
Perencanaan Indikatif dan Perencanaan
Imperatif
Perencanaan indikatif berlaku di Perancis.
Perencaan jenis ini tidak bersifat wajib tetapi luwes. Sistem perencaan di
Perancis terhindar dari masalah tersebut karena pelaksanaan rencana nasional
didasarkan pada prinsip desentralisasi atau dikenal dengan perencanaan lunak
(indikatif) yang berbeda dengan perencanaan imperatig atau perencanaan yang
menyeluruh. Perencanaan indikatif adalah ekonomi campauran ala Perancis dan
berbeda dengan tipe perencanaan yang berlaku pada ekonomi campuran lainnya di
dunia. Di dalam ekonomi campuran, sektor swasta dan sektor negara bekerja
bersama.
Dalam perencanaan imperatif, semua kegiatan
dalam perekonomian diatur oleh negara, terdapat pengawasan menyeluruh pada
sektor produksi. Keseluruhan sumber dipakai semaksimal mungkin dalam rangka
memenuhi sasaran rencana dimana badan perencanaan menentukan hal-hal kecil
seperti jumlah yang akan diinvestasikan pada masing-masing sektor, penetapan
harga produk dan faktor, dan jenis serta kuantitas produk yang akan diproduksi.
Karena adanya ketidakluwesan pada perencanaan ini maka jika ada satu masalah
pada satu sektor akan berpengaruh pada keseluruhan perekonomian yang tidak
dapat segera diatasi. Jika manajer industri tidak melaksanakan rencana produksi
sebagimana mestinya, produksi merosot dan merusak seluruh proses produksi dalam
perekonomian. Perencanaan ini dilaksanakan di Cina, dan Rusia. [8]
Perencanaan Demokratif dan Perencanaan Totaliter
Perencanaan
demokratif mengandung arti perencanaan di dalam negara demokrasi. Berdasarkan
beberapa ahli ekonomi seperti Hayer dan Lipman perencanaan bertentangan dengan
demokrasi. Hayer mengatakan “apa yang dijanjikan kepada kita sebagai jalan
menuju kebebasan pada kenyataanya adalah jalan raya menuju perbudakan”, tetapi
yang dimaksud Hayer disini adalah perencanaan totaliter yang bersifat
menyeluruh. Di dalam perencanaan totaliter atau otoriter ada pengawasan dan
komando dari pusat mengenai kegiatan ekonomi sesuai dengan rencana tunggal. Ada
perencanaaan dengan komando dimana konsumsi, produksi dan distribusi semuanya
diawasi oleh negara. Didalam perencanaan otoriter penguasa perencana merupakan
badan tertinggi, ia menetapkan sasaran, skema, alokasi, metode dan prosedur
pelaksanaan rencana. Didalamnya sama sekali tidak ada oposisi. Rakyat harus
menerima dan melaksanakan rencana tersebut apa adanya, dimana kekuatan politik
dipopularisasikan dan kehidupan sosial diatur. Jadi tidak ada kebebasan
demokratif. Tetapi ada ahli lain yang berpendapat bahwa “masyarakat terencana
dapat menjadi masyarakat yang jauh lebih bebas dari tatanan liberal yang harus
menghentikannya”
Dasar ideologi dalam perencanaan demokratif adalag
filsafat pemerintah demokratif. Rakyat dilibatkan dalam setiap langkah
perumusan dan pelaksaan rencana. Rencana demokratif ditandai dengan dimungkinkannya
konsultasi secara luas antara berbagai perusahaan negara dan persahaan swasta
pada tahab persiapan. Dimana rencana akan dibahas dalam parlemen, dan badan
legiflatif didalam forum-forum swasta. Rencana yang disiapkan oleh komisi
perencanaan tidak diterima begitu saja, rencana tersebut dapat diterima atau
ditolak oleh parlemen. Jadi rencana tidak dipaksanan kepada rakyat dari atas
melainkan perencanaan dari bawah.[9]
Perencanaan Tetap (Fixed) dan Perencanaan Beruntun
(Rolling)
Prof. Mydral adalah ahli ekonomi pertama yang menganjurkan perencanaan
beruntun bagi negara terbelakang dalam bukunya Indian Economic Planning in its
Broader Setting. Dalam perencanaan beruntun, setiap tahun disusun dan dilaksanakan tiga rencana baru. Pertama, rencana
untuk tahun yang sedang berjalan yang meliputi anggaran belanjan tahunan dan
anggarn devisa. Kedua, rencana untuk sejumlah tahun, dimana ada rencana tiga, empat atau lima yang diubah sesuai dengan kebutuhan
perekonomian. Didalamnya terdapat teknik dan sasaran yang akan diikuti selama
masa rencana bersama yang berhubungan dengan harga dan kebijaksanaan harga.
ketiga, rencana perspektif untuk 10, 15
tahun diajukan setiap tahun dimana tujuan semakin luas dituangkan dan kerangka
pembangunan kerangka masa depan dapat diramalkan.
Karena keluwesannya rencana beruntun lebih
realsitis dari pada rencana fleksibel. Didalam perencanaan beruntun sasaran
fisik dan keungan dapat direvisi berdasarkan perubahan ekonomi dan perubahn
alam seperti banjir, kekeringan, perang kenaikan harga dan sebaginya. Jadi
perencanaan beruntun, mengkombinasikan keuntungan-keuntungan dari rencana
perspektif dan rencana fleksibel.
Sedangkan perencanaan tetap meletakkan dengan pasti sasaran dan
tujuan yang perlu dicapai selama periode rencana. Dalam hal ini perencanaan
fisik ditetapkan bersama dengan pembiayaan keseluruhan. Sasaran fisik dan
pembiayaan keungan jarang diubah kecuali
karena kedaan daruat.
Keunggulannya, dalam mencapai tujuan telah ditetapkan sasaran dan prioritas secara
ketat. Sasaran diniatkan agar sektor swasta dan negara dapat memenuhi sasaran
yang ditetapkan dengan bekerja sama dan bersaing secara sehat.
Kelemahan dalam rencana ini lalai dalam
memperhitungkan perubahan-perubahan yang
tidak terduda yang mungkin saja menimpa perekonomian selama jangka waktu
repelita. Perubahan tersebut berupa perubahan alam maupun perekonomian yang ada
di negara tersebut.[10]
Perencanaan didalam Kapitalisme dan Sosialisme
Perencanaan di bawah kapitalisme tidak
disandarkan pada rencana yang terpusat (sentral plan). Dengan tidak adanya
rencana maka alat-alat produksi dapat dimiliki secara privat dan produksi juga
dilakukan oleh swasta, tidak direncanakan oleh pemerintah. Dimana harga pasar
ditentukan oleh kekuatan pasar dan bukannya ditetapkan oleh pemerintah. Jadi
didalam perencaan kapitalis, lembaga0lembaga milik swasta, perusahaan swasta
dan mekanisme harga selalu bekerja. Dengan teus bekerjanya lembaga-lembaga
swasta maka tidak ada perencaan menyeluruh dan perencanaan yang dilakukan
pemerintah hanya dalam lingkup terbatas.
Jadi perencanaan di dalam kapitalisme dibatsi oleh kegiatan
pemerintah yang sifatnya mengatur agar terhindar dari inflasi, mencegah
pemusatan monopoli, untuk menaikkan standar hidup rakyat, dan menciptakan kondisi
demi kelancaran fungsi mekanisme harga dengan kadar persaingan memadai.
Perencanaan sosialis lebih unggul dari
perencanaan kapitalis. Perencanaan kapitalis gagal menghasilkan efisiensi
ekonomi, gagal menghindarkan pemborosan ekonomi, gagal mencegah praktik
monopoli. Perencanaan sosialis memberikan efisiensi ekonomi yang lebih tinggi
karena alat-alat produksi tidak diserahkan oleh kekuatan pasar, tetapi diawasi
oleh badan perencanaan secara efisien. Tercipta kesejahteraan karena hampir
tidak ada kesenjangan.[11]
untuk versi full dan dokumennya bisa download disini
No comments:
Post a Comment