BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam konteks sistem ekonomi, misalnya, islam mempunyai model
karakter, dan rumusan-rumusan teori yang dapat digunakan umat islam menjalankan
usahanya, baik dalam aktivitas konsumsi, produksi, maupun distribusi. Semua ini
memberikan arahan yang diyakini benar dan ideal dalam membangun
kesejahteraannya.
Al-Maqrizi merupakan sosok yang
sangat mencintai ilmu, sejak kecil ia gemar melakukan perjalanan intektual. Ia
mempelajari bermacam disiplin ilmu seperti ilmu fiqih, hadits, dan sejarah dari
para ulama besar yang hidup pada masanya. Diantara tokoh terkenal yang amat
mempengaruhi pemikiranya adalah Ibnu khaldun. Saat berumur 22 tahun, Al-Maqrizi
mulai melibatkan diri dalam berbagai tugas pemerintahan Dinasti Mamluk. Pada
tahun 788 H, Al-Maqrizi memulai kiprahnya sebagai pegawai semacam Sekretaris
Negara, Kemudian dia diangkat menjadi wakil qadi pada kantor hakim agung dan
pada tahun 791 H, Al-Maqrizi diangkat sebagai Muhtasib oleh Sultan Barquq. Pada
Tahun 811 H, Al-Maqrizi diangkat kembali sebagai pelaksana administrasi wakaf
di Qolanisiyah sambil bekerja di rumah sakit An-Nuri, Damaskus. Pada tahun yang
sama, ia menjadi guru hadits di Madrasah Asyrafiyah dan Madrasah Iqbaliyah.
Kemudian Sultan - Malik Nashir Faraj bin Barquq (1399-1412)
menawarkan jabatan wakil Pemerintahan Dinasti Mamlik di Damaskus. Lebih lanjut
lagi, Al-Maqrizi merupakan pemikir ekonomi islam yang melakukan studi khusus
tentang uang dan inflasi.
B. Rumusan masalah
1.
Siapa itu
Al-Maqrizi?
2.
Apa saja
Karya-karya Al-Maqrizi ?
3.
Apa Saja Pemikiran
Al-Maqrizi?
C. Tujuan penulisan
1.
Untuk mengetahui siapa itu Al-Maqrizi
2.
Untuk mengetahui
karya-karya Al-Maqrizi
3. Untuk
mengetahui Pemikiran Ekonomi Al-Maqrizi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi al Maqrizi
Nama lengkap Al Maqrizi adalah Taqiyuddin Al Abbas Ahmad bin Ali abdil
Qadir Al-husain, ia lahir di Desa Barjuwan, kairo pada tahun 766 H (1364
M). Keluarganya berasal dari Maqorizah sebuah desa yang terletak di kota
Ba’lakbak. Maqarizah adalah bermakna terpencil dari kota, maka dari itu beliau
dikenalo sebagai Al-Maqrizi.
Kondisi ekonomi ayahnya yang lemah menyebabkan pendidikan masa kecil dan
remaja Al Maqrizi berada dibawah tanggungan kakeknya dari pihak ibu, Hanafi
ibnu Sa’gh seorang penganut mahzab Hanafi. Al Maqrizi tumbuh berdasarkan
mahzab ini. Setelah kakeknya meninggal dunia pada tahun 789 H (1384 M), Al
Maqrizi beraloih ke mahzab Syafi’i. Namun, dalam perkembangan pemikirannyal, ia
cenderung menganut mahzab Zhahiri.
Al
Maqrizi merupakan sosok yang sangat mencintai ilmu. Sejak kecil ia gemar
melakukan Rihlah Ilmiah. Ia mempelajari berbagai disiplin ilmu seperti
fiqih, hadits dan sejarah, dari para ulama’ yang besar yang hidup pada masanya.
Diantaranya tokoh terkenal yang sangat mempengaruhi pemikirannya adalah Ibnu
Kaldun, seorang ulama’ besar dan penggagas ilmu-ilmu sosial, termasuk ilmu
ekonomi. Interaksinya dengan Ibnu Khaldun dimulai ketika Abu Al Iqrishad ini
menetap di Kairo dan memangku jabatan hakim agung (Qadhi al Qudah) mahzab
Maliki pada masa pemerintahan Sultan Barquq (784-801 H).[1]
Al
Maqrizi juga merupakan seorang muhtasib (pengawas pasar, semacam kepala
lembaga atau kepala pasar) yang memiliki pengetahuan tentang kndisi ekonomi
pada masanya dan juga seorang pengkritik keras pemerintahan Burji Mamluk. Ia
menerapkan analisis Ibnu Khaldun dalam bukunya yang berjudul Ighatsah
Al-Ummah bi Kasyfil gummah (menolong rakyat yang mengetahui sebab-sebab
penyakitnya). Yaitu menentukan sebab yang menimbulkan krisis ekonomi di Mesir
pada masa periode 806-808 H.
Pada
saat usia 22 tahun, Al Maqrizi mulai terlibat dalam berbagai tugas pemerintahan
Dinasti Mamluk. Pada tahun 788 H ( 1386 M), Al Maqrizi memulai kiprahnya
sebagai pegawai di Diwan Al-Insya, semacam sekretariat Negara. Kemudian
ia diangkat menjadi Qadhi pada kantor hakim agung mahzab Syafi’i. Khatib di
Masjid Jamil Al Hakim dan guru hadits di Madrasah Al-Muayyadah. [2]
Pada
tahun 791 H (1389 M), sultan barquq mengangkat Al Maqrizi sebagai Muhtasib di
Kairo. Jabatan tersebut diembannya selama dua tahun. Pada masa ini Al Maqrizi
mulai banyak bersentuhan engan permasalahan pasar, perdagangan dan Mudharabah.
Sehingga perhatiannya terfokus pada harga-harga yang berlaku, asal-usul uang
dan kaidah-kaidah timbangan.
Pada
tahun 811 H (1408 M), Al Maqrizi diangkat sebagai pelaksana administrasi Waqaf di Qalanisiyah, sambil
bekerja di rumah sakit an Nuri, Damaskus. Pada tahun yang sama, ia menjadi guru
hadits di Madrasah Asyrafiyyah dan Madrasah Iqbaliyah. Kemudian
Sultan Al Maliki Al-Nashir Faraj bin Barquq (1399 H-1412 H) menawarinya jabatan
wakil pemerintah di Dinasti Mamluk di Damaskus. Namun, tawaran ini ditolak Al
Maqrizi. [3]
Kurang
lebih 10 tahun menetap di Damaskus, akhirnya Al Maqrizi kembali ke Kairo Mesir.
Lalu ia mengundurkan diri sebagai pegawai pemerintahan serta menghabiskan
waktunya untuk menggeluti bidang keilmuan. Bahkan pada tahun 834 H (1430 M), ia
bersama dengan keluarganya mnunaikan ibadah haji serta bermukim disana untuk
beberapa waktu guna mendalami ilmu serta mengajarkan hadits dan menulis
sejarah. Perjalanan hidupnya ini menunjukan kapada kita bahwa Al Maqrizi
merupakan ulama yang haus ilmu yang ditunjukannya dengan mendedikasikan sisa
hidupnya serta meninngalkan jabatannya demi mendalami ilmu.
Lima
tahun setelahnya, ia kembali lagi ke kampung halamannya di Barjuwan, Kairo.
Disana ia aktif mengajar serta menulis, terutama menulis sejarah islam. Bahkan
ia terkenal sebagai seorang sejarawan besar pada abad ke 9 H. Al Maqrizi
meninggal dunia pada tanggal 27 Ramadhan 845 H/ 9 februari 1442 M di Kairo.
B. Karya karya Al Maqrizi
Al Maqrizi sangat produktif menulis berbagai bidang ilmu, terutama sejarah
islam. Lebih dari seratus buah karya tulis telah dihasilkannya, baik berbentuk
buku kecil maupun besar. Buku-buku kecilnya memiliki urgensi yang khas serta
menguraikan berbagai macam ilmu yang tidak terbatas pada tulisan sejarah. Al syayyal
mengelompokan buku-buku kecil tersebut menjadi 4 kategori:
1. Buku yang membahas beberapa peristiwa sejarah islam umum, seperti
kitab Al Nisa’ wa Al Takhsum fi ma
baina Bani Ummayah wa Bani Hasyim.
2. Buku yang berisi ringkasan sejarah beberapa penjuru dunia islam yang belum
terbahas oleh para sejarawan lainnya, seperti kitab Al imam bi Akhbar Man bi Ardh Al-Habasyah min Muluk
Al-Islam.
3. Buku yang menguraikan biografi singkat para raja, seperti Kitab Tarajim
Muluk Al Gharbdan kitab Al Zahab Al Masbuk bi Dzikr Man bi Hajja min Al
khulafa wa Al Muluk.
4. Buku yang mempelajari beberapa aspek ilmu murni atau sejarah beberapa aspek
sosial dan ekonomi di dunia islam pada umumnya, dan di Mesir pada khususnya,
seperti kitab Syudzur Al ‘Uqud fi Dzikir A Nuqud, kitab Al Akhyal wa
Al Auzan Al Syar’iyyah, kitab Risalah fi Al Nuqud Islamiyyah dan
kitab ighatsah Al Ummah bi Kasyfil Gummah.[4]
Sedangkan terhadap karya-karya Al Maqrizi
yamng berbentuk buku besar, Al Sayyal membagi menjadi tiga kategori:
1. Buku-buku yang membahas tentang sejarah dunia, seperti khabar ‘an Al
Basyr.
2. Buku yang menjelaskan sejarah islam umum, seperti kitab Ad Durar Al
Mudh’iyah fi Tarikh Al Daulah Al Islamiyah.
3. Buku yang menguraikan sejarah Mesir pada masa islam, seperti kitab Al
Muwa’izh wa Al-I’tibar bi Dzikir Al Immah Al-Fahimiyyin Al khulafa, dan
kitab Al Suluk li Ma’rifah Duwal Al Muluk.[5]
Sementara itu di dalam bidang ekonomi terutama
untuk mengidentifikasi pemikiran ekonomi Al Razi, para pakar ekonomi banyak
merujuk kepada kita Risalah fi Al Nuqud Islamiyyah dan kitab Ighatsah Al Ummah
bi Kasyfil Gummah. Karena memang kedua kitab tersebut yang paling banyak
membahas tentang perekonomian terutama masalah keuangan sistem moneter.
untuk versi fullnya bisa download dibawah ini
Insani Press. 2001), hal. 143.
Insani Press, 2001), Cet ke- I, hlm.
67.
No comments:
Post a Comment