Recent Posts

LightBlog

Tuesday 7 May 2019

PEMIKIRAN EKONOMI AL-MAQRIZI


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Dalam konteks sistem ekonomi, misalnya, islam mempunyai model karakter, dan rumusan-rumusan teori yang dapat digunakan umat islam menjalankan usahanya, baik dalam aktivitas konsumsi, produksi, maupun distribusi. Semua ini memberikan arahan yang diyakini benar dan ideal dalam membangun kesejahteraannya.
Al-Maqrizi merupakan sosok yang sangat mencintai ilmu, sejak kecil ia gemar melakukan perjalanan intektual. Ia mempelajari bermacam disiplin ilmu seperti ilmu fiqih, hadits, dan sejarah dari para ulama besar yang hidup pada masanya. Diantara tokoh terkenal yang amat mempengaruhi pemikiranya adalah Ibnu khaldun. Saat berumur 22 tahun, Al-Maqrizi mulai melibatkan diri dalam berbagai tugas pemerintahan Dinasti Mamluk. Pada tahun 788 H, Al-Maqrizi memulai kiprahnya sebagai pegawai semacam Sekretaris Negara, Kemudian dia diangkat menjadi wakil qadi pada kantor hakim agung dan pada tahun 791 H, Al-Maqrizi diangkat sebagai Muhtasib oleh Sultan Barquq. Pada Tahun 811 H, Al-Maqrizi diangkat kembali sebagai pelaksana administrasi wakaf di Qolanisiyah sambil bekerja di rumah sakit An-Nuri, Damaskus. Pada tahun yang sama, ia menjadi guru hadits di Madrasah Asyrafiyah dan Madrasah Iqbaliyah. Kemudian Sultan -  Malik Nashir Faraj bin Barquq (1399-1412) menawarkan jabatan wakil Pemerintahan Dinasti Mamlik di Damaskus. Lebih lanjut lagi, Al-Maqrizi merupakan pemikir ekonomi islam yang melakukan studi khusus tentang uang dan inflasi.
B.  Rumusan masalah
1.    Siapa itu Al-Maqrizi?
2.    Apa saja Karya-karya Al-Maqrizi  ?
3.    Apa Saja Pemikiran Al-Maqrizi?

C.  Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui siapa itu Al-Maqrizi
2.      Untuk mengetahui karya-karya Al-Maqrizi
3.      Untuk mengetahui Pemikiran Ekonomi Al-Maqrizi




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Biografi al Maqrizi
Nama lengkap Al Maqrizi adalah Taqiyuddin Al Abbas Ahmad bin Ali abdil Qadir Al-husain, ia lahir di Desa Barjuwan, kairo pada tahun 766 H (1364 M). Keluarganya berasal dari Maqorizah sebuah desa yang terletak di kota Ba’lakbak. Maqarizah adalah bermakna terpencil dari kota, maka dari itu beliau dikenalo sebagai Al-Maqrizi.
Kondisi ekonomi ayahnya yang lemah menyebabkan pendidikan masa kecil dan remaja Al Maqrizi berada dibawah tanggungan kakeknya dari pihak ibu, Hanafi ibnu Sa’gh seorang penganut mahzab Hanafi. Al Maqrizi tumbuh berdasarkan mahzab ini. Setelah kakeknya meninggal dunia pada tahun 789 H (1384 M), Al Maqrizi beraloih ke mahzab Syafi’i. Namun, dalam perkembangan pemikirannyal, ia cenderung menganut mahzab Zhahiri.
     Al Maqrizi merupakan sosok yang sangat mencintai ilmu. Sejak kecil ia gemar melakukan Rihlah Ilmiah. Ia mempelajari berbagai disiplin ilmu seperti fiqih, hadits dan sejarah, dari para ulama’ yang besar yang hidup pada masanya. Diantaranya tokoh terkenal yang sangat mempengaruhi pemikirannya adalah Ibnu Kaldun, seorang ulama’ besar dan penggagas ilmu-ilmu sosial, termasuk ilmu ekonomi. Interaksinya dengan Ibnu Khaldun dimulai ketika Abu Al Iqrishad ini menetap di Kairo dan memangku jabatan hakim agung (Qadhi al Qudah) mahzab Maliki pada masa pemerintahan Sultan Barquq (784-801 H).[1]
     Al Maqrizi juga merupakan seorang muhtasib (pengawas pasar, semacam kepala lembaga atau kepala pasar) yang memiliki pengetahuan tentang kndisi ekonomi pada masanya dan juga seorang pengkritik keras pemerintahan Burji Mamluk. Ia menerapkan analisis Ibnu Khaldun dalam bukunya yang berjudul Ighatsah Al-Ummah bi Kasyfil gummah (menolong rakyat yang mengetahui sebab-sebab penyakitnya). Yaitu menentukan sebab yang menimbulkan krisis ekonomi di Mesir pada masa periode 806-808 H.
     Pada saat usia 22 tahun, Al Maqrizi mulai terlibat dalam berbagai tugas pemerintahan Dinasti Mamluk. Pada tahun 788 H ( 1386 M), Al Maqrizi memulai kiprahnya sebagai pegawai di Diwan Al-Insya, semacam sekretariat Negara. Kemudian ia diangkat menjadi Qadhi pada kantor hakim agung mahzab Syafi’i. Khatib di Masjid Jamil Al Hakim dan guru hadits di Madrasah Al-Muayyadah. [2]
     Pada tahun 791 H (1389 M), sultan barquq mengangkat Al Maqrizi sebagai Muhtasib di Kairo. Jabatan tersebut diembannya selama dua tahun. Pada masa ini Al Maqrizi mulai banyak bersentuhan engan permasalahan pasar, perdagangan dan Mudharabah. Sehingga perhatiannya terfokus pada harga-harga yang berlaku, asal-usul uang dan kaidah-kaidah timbangan.
     Pada tahun 811 H (1408 M), Al Maqrizi diangkat sebagai pelaksana administrasi  Waqaf di Qalanisiyah, sambil bekerja di rumah sakit an Nuri, Damaskus. Pada tahun yang sama, ia menjadi guru hadits di Madrasah Asyrafiyyah dan Madrasah Iqbaliyah. Kemudian Sultan Al Maliki Al-Nashir Faraj bin Barquq (1399 H-1412 H) menawarinya jabatan wakil pemerintah di Dinasti Mamluk di Damaskus. Namun, tawaran ini ditolak Al Maqrizi. [3]
     Kurang lebih 10 tahun menetap di Damaskus, akhirnya Al Maqrizi kembali ke Kairo Mesir. Lalu ia mengundurkan diri sebagai pegawai pemerintahan serta menghabiskan waktunya untuk menggeluti bidang keilmuan. Bahkan pada tahun 834 H (1430 M), ia bersama dengan keluarganya mnunaikan ibadah haji serta bermukim disana untuk beberapa waktu guna mendalami ilmu serta mengajarkan hadits dan menulis sejarah. Perjalanan hidupnya ini menunjukan kapada kita bahwa Al Maqrizi merupakan ulama yang haus ilmu yang ditunjukannya dengan mendedikasikan sisa hidupnya serta meninngalkan jabatannya demi mendalami ilmu.
     Lima tahun setelahnya, ia kembali lagi ke kampung halamannya di Barjuwan, Kairo. Disana ia aktif mengajar serta menulis, terutama menulis sejarah islam. Bahkan ia terkenal sebagai seorang sejarawan besar pada abad ke 9 H. Al Maqrizi meninggal dunia pada tanggal 27 Ramadhan 845 H/ 9 februari 1442 M di Kairo.

B.       Karya karya Al Maqrizi
Al Maqrizi sangat produktif menulis berbagai bidang ilmu, terutama sejarah islam. Lebih dari seratus buah karya tulis telah dihasilkannya, baik berbentuk buku kecil maupun besar. Buku-buku kecilnya memiliki urgensi yang khas serta menguraikan berbagai macam ilmu yang tidak terbatas pada tulisan sejarah. Al syayyal mengelompokan buku-buku kecil tersebut menjadi 4 kategori:
1.      Buku yang membahas beberapa peristiwa sejarah islam umum, seperti kitab  Al Nisa’ wa Al Takhsum fi ma baina Bani Ummayah wa Bani Hasyim.
2.      Buku yang berisi ringkasan sejarah beberapa penjuru dunia islam yang belum terbahas oleh para sejarawan lainnya, seperti kitab Al imam  bi Akhbar Man bi Ardh Al-Habasyah min Muluk Al-Islam.
3.      Buku yang menguraikan biografi singkat para raja, seperti Kitab Tarajim Muluk Al Gharbdan kitab Al Zahab Al Masbuk bi Dzikr Man bi Hajja min Al khulafa wa Al Muluk.
4.      Buku yang mempelajari beberapa aspek ilmu murni atau sejarah beberapa aspek sosial dan ekonomi di dunia islam pada umumnya, dan di Mesir pada khususnya, seperti kitab Syudzur Al ‘Uqud fi Dzikir A Nuqud, kitab Al Akhyal wa Al Auzan Al Syar’iyyah, kitab Risalah fi Al Nuqud Islamiyyah dan kitab ighatsah Al Ummah bi Kasyfil Gummah.[4]

Sedangkan terhadap karya-karya Al Maqrizi yamng berbentuk buku besar, Al Sayyal membagi menjadi tiga kategori:
1.      Buku-buku yang membahas tentang sejarah dunia, seperti khabar ‘an Al Basyr.
2.      Buku yang menjelaskan sejarah islam umum, seperti kitab Ad Durar Al Mudh’iyah fi Tarikh Al Daulah Al Islamiyah.
3.      Buku yang menguraikan sejarah Mesir pada masa islam, seperti kitab Al Muwa’izh wa Al-I’tibar bi Dzikir Al Immah Al-Fahimiyyin Al khulafa, dan kitab Al Suluk li Ma’rifah Duwal Al Muluk.[5]

Sementara itu di dalam bidang ekonomi terutama untuk mengidentifikasi pemikiran ekonomi Al Razi, para pakar ekonomi banyak merujuk kepada kita Risalah fi Al Nuqud Islamiyyah dan kitab Ighatsah Al Ummah bi Kasyfil Gummah. Karena memang kedua kitab tersebut yang paling banyak membahas tentang perekonomian terutama masalah keuangan sistem moneter.


untuk versi fullnya bisa download  dibawah ini



[1] Umer Chapra. Masa Depan Ilmu Ekonomi (Sebuah Tinjauan Islam). (Jakarta: Gema
Insani Press. 2001), hal. 143.
[2] Ibid, hlm. 147
[3] Ibid, hlm. 148
[4] Adiwarman A.Karim, Ekonomi Islam: Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001), Cet ke- I, hlm. 67.
[5] Ibid, hlm. 69

No comments:

Post a Comment