DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paragraf.................................................................................... 2
B.
Struktur dan Keragka Paragraf.................................................................. 2
C.
Fungsi Paragraf.......................................................................................... 6
D.
Ciri-ciri Pargraf.......................................................................................... 6
E.
Syarat-syarat paragraf yang baik............................................................... 7
F.
Jenis Paragraf............................................................................................. 9
G.
Unsur-unsur paragraf............................................................................... 12
H.
Pola Pengembangan Paragraf.................................................................. 15
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................................. 17
B.
Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat. Dengan adanya
paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita
akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika tidak ada suatu
paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari paragraf baik kegunaan,
macam-macam, syarat pembentukan paragraf dan pengembangan paragraf.
Selama ini masih banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun paragraf.
Hal itu dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami makna paragraf itu
sendiri. Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang paragraf, kegunaan,
macam-macam hingga syarat-syarat paragraf dan pengembangan paragraf itu
sendiri.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari paragraf ?
2. Bagaimana struktur dan kerangka paragraf
?
3. Apa fungsi paragraf ?
4. Apa saja ciri-ciri paragraf ?
5. Bagaimana syarat paragraf yang baik ?
6. Apa saja jenis-jenis paragraf ?
7. Apa unsur-unsur paragraf ?
8. Bagaimana pola pengembangan paragraf ?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti paragraf
2. Untuk mengetahui struktur dan kerangka
paragraf
3. Untuk mengetahui fungsi paragraf
4. Untuk mengetahui ciri-ciri paragraf
5. Untuk mengetahui syarat paragraf yang
baik
6. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf
7. Untuk mengetahui unsur-unsur paragraf
8. Untuk mengetahui pola pengembangan
paragraf
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paragraf
Paragraf
disebut juga dengan istilah alinea. Paragraf tidak lain dari satu kesatuan
pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Secara
tipografis, paragraf merupakan suatu kelompok teks yang ditandai lekukan (identtation),
kata yang pertama ditulis lebih kedalam sebanyak beberapa ketukan.
Pernyataan
diatas dapat memberikan gambaran bahwa paragraf merupakan rangkaian atau
himpunan kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk
sebuah gagasan yang biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai
dengan baris baru.[1]
Sebuah
paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan atau ide pokok yang dijelaskan
dengan kalimat pendukung. Pembuatan paragraf terdiri dari fakta dan opini yaitu
berisi tentang penjelasan berdasarkan kenyataan yang terjadi kemudian diberi
pikiran penjelas berupa pendapat penulis. Paragraf terdiri dari beberapa
kalimat yang memiliki kepaduan yang sesuai inti dari paragraf tersebut.[2]
B.
Struktur dan Kerangka Paragraf
Sebelum kita membuat paragraf ada baiknya kita
menyusun kerangka paragraf terlebih dahulu. Karena dengan menyusun
kerangka paragaraf, maka akan lebih memudahkan penulis dalam membantuk suatu
paragaraf. Penyusunan paragraf sebagai berikut :
1.
Menentukan tema;
2.
Menentukan ide
pokok dengan menuangkan kalimat yang menjadi
ide dasar paragraph;
3.
Memberikan detail
pendukung untuk mendukung gagasan utama;
4.
Menuliskan
kalimat penjelas untuk mendukung ide pokok.
Menurut
Finoza (2009:191) berdasarkan fungsinya kalimat yang membangun alinea/paragraf pada
umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik/kalimat
pokok, dan (02) kalimat penjelas/pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang
berisi ide pokok atau ide utama alinea (paragraf). Adapun kalimat
penjelas/pendukung sesuai dengan namanya adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan
atau mendukung ide utama alinea/paragraf.
Ciri kedua
macam kalimat yang membangun alinea paragraf itu adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri
kalimat topik:
1. Merupakan kalimat lengkap yang dapat
berdiri sendiri;
2. Mengandung permasalahan yang potensial untu
dirinci dan diurakan lebih lanjut;
3. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa
harus dihubungkan dengan kalimat lain;
4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung
dan frasa transisi.
Ciri-ciri kalimat penjelas:
1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat
berdiri sendiri (dari segi arti);
2. Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas
setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea;
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan
kata sambung dan frasa transisi;
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh
dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik.
Menurut Tarigan (2009:17) berdasarkan berbagai kemungkinan kelengkapan
unsur dan posisinya dalam paragraf, struktur paragraf dapat ditentukan beberapa
kemungkinan sebagai berikut:
1. Kemungkinan Pertama
Kemungkinan pertama, paragraf yang memiliki unsur lengkap.
Susunannya adalah transisi (berupa kalimat), kalimat topik, kalimat pengembang
dan kalimat penegas.
2. Kemungkinan Kedua
Kemungkinan kedua adalah sama dengan (1), tetapi
transisinya berupa kata. Susunannya adalah transisi (berupa kata), kalimat
topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
3. Kemungkinan Ketiga
Kemungkinan ketiga adalah paragraf yang memiliki
tiga unsur. Susunannya adalah kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
penegas.
4. Kemungkinan Keempat
Kemungkinan keempat adalah paragaraf yang memiliki
tiga unsur. Susunannya adalah transisi (berupa kata), kalimat topik, dan
kalimat pengembang.
5. Kemungkinan Kelima
Kemungkinan kelima, sama dengan kemungkinan yang
keempat, tetapi transisinya berupa kalimat. Susunannya adalah transisi (berupa
kalimat), kalimat topik, dan kalimat pengembang.
6. Kemungkinan Keenam
Kemungkinan keenam, paragraf yang memiliki dua
unsur. Susunannya adalah kalimat topik dan kalimat pengembang.
7. Kemungkinan Ketujuh
Kemungkinan Ketujuh, paragraf yang memiliki dua
unsur. Susunannya adalah kalimat pengembang dan kalimat topik.[3]
C.
Fungsi Paragraf
Menurut
Tarigan (2009:5), fungsi paragraf dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebagai penampung dari sebagian kecil
jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan;
2. Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau
ide pokok pengarang;
3. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan
jalan pikiran secara sistematis;
4. Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan
memahami alur pikiran pengarang;
5. Sebagai penyampai pikiran atau ide pokok
pengarang kepada pembaca;
6. Sebagai penanda bahwa pikiran baru
dimulai; dan
7. Dalam rangka keseluruhan karangan,
paragraf dapat berfungsi sebagai pengantar, transisi, dan penutup (konklusi).
D.
Ciri-ciri paragraf
Menurut
Tarigan (2009:4) ada beberapa ciri atau karakteristik paragraf, antara lain:
1. Setiap paragraf mengandung makna, pesan,
pikiran atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan;
2. Paragraf umumnya dibangun oleh sejumlah
kalimat;
3. Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi
pikiran;
4. Paragraf adalah kesatuan yang koheren dan
padat;
5. Kalimat-kalimat paragraf tersusun logis
sistematis.
Berdasarkan ciri-ciri paragraf diatas dapat dapat dikatakan bahwa
paragraf merupakan kumpulan beberapa kalimat yang tersusun secara logis dan
sistematis yang memiliki satu kesatuan gagasan. Oleh sebab itu ciri-ciri
paragraf adalah sebagai berikut:
1. Mengandung ide pokok yang relevan dengan
ide pokok keseluruhan karangan;
2. Memiliki satu buah kalimat topik dan
beberapa kalimat penjelas;
3. Memiliki satu kesatuan makna yang utuh;
4. Memiliki kepaduan bentuk dan kepaduan
makna, dan
5. Tersusun secara logis dan sistematis.
E.
Syarat-Syarat Paragraf yang Baik
Paragraf
yang baik adalah paragraf yang memiliki kepaduan antara unsur-unsurnya baik itu
antara gagasan utama dengan gagasan penjelasnya ataupun antara
kalimat-kalimatnya. Dalam hal ini paragraf yang baik harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Berikut syarat paragraf menurut beberapa tokoh:
Dalam pembentukan atau pengembangan paragraf, perlu diperhatikan
persyaratan-persyaratan berikut:
1. Kesatuan
Setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf
adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam
pengembangannya, uraian-uaraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang
dari gagasan poko tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah
paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua
kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
2. Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh
suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar
kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri
sendiri-sendiri, melainkan dibangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan timbal
balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan
pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa
hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.
Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam
karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai
berikut:
a. Hubungan yang menandakan tambahan kepada
sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya;
b. Hubungan yang menyatakan perbandingan;
c. Hubungan yang menyatakan pertentangan
dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya;
d. Hubungan yang menyatakan akibat atau
hasil;
e. Hubungan yang menyatakan tujuan;
f. Hubungan yang menyatakan singkatan;
g. Hubungan yang menyatakan tempat;
3. Kelengkapan
Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh
suatu paragraf adalah kelengkapan. Suatu paragraf dikatakan lengakap jika
berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik
atau gagasan utama.[4]
Menurut Kuntarto (2008: 154-158), paragraf
yang baik harus memenuhi tiga kriteria
yaitu:
a. Kepaduan paragraf;
b. Kesatuan paragraf; dan
c. Kelengkapan paragraf.
Untuk mencapai kepaduan langkah yang harus ditempuh adalah kemampuan
merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Sedangkan yang
dimaksud dengan kesatuan paragraf adalah tiap paragraf hanya mengandung satu
pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Selanjutnya, sebuah paragraf
dikatakan lengkap apabila didalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara
lengkap untuk menunjukkan pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat
penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dan
lain-lain.
Sedangkan menurut Dalman (2010: 48) menjelaskan bahwa persyaratan paragraf
mencakup:
a. Persyaratan kesatuan keutuhan
b. Persyaratan pengembangan
c. Persyaratan kepaduan atau koherensi
d. Persyaratan kekompokan atau koherensi
Dari beberapa pendapat tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa syarat
paragraf yang baik adalah dalam sebuah paragraf hendaknya memenuhi syarat
kesatuan (kohesi) dan kepaduan (koheren). Maksud dari kesatuan yaitu dalam
sebuah paragraf hanya memiliki satu gagasan utama atau kalimat utama, sedangkan
maksud dari kepaduan adalah dalam sebuah paragraf hendaknya memperlihatkan
hubungan antarkalimat yang mendukung kalimat utama atau gagasan pokok.[5]
F.
Jenis Paragraf (Alinea)
Finoza
(2008:197-198) mengatakan bahwa alinea banyak ragamnya. Untuk membedakan yang
satu dari yang lain, alinea (paragraf) dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat
Topiknya
Berdasarkan posisi kalima topiknya, dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu
a. Paragraf Deduktif
Bila kalimat topik ditempatkan pada awal paragraf
akan terbentuk paragraf deduktif, yaitu alinea yang menyajikan pokok
permasalahan terlebih dahulu,
Lalu menyusul uraian atau rincian permasalahn
alinea. Perhatikan contoh di bawah ini.
b.
Paragraf
Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir
alinea (paragraf) akan terbentuk kalimat induktif, yaitu paragraf yang
menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok
permasalahan paragraf. Perhatikan contoh berikut ini.
c. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan
akhir paragraf, terbentuklah paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada
akhir paragraf umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal
paragraf. Perhatikan contoh dibawah ini!
2. Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
a. Alenia persuatif, yaitu alenia yang
mempromosikan sesuatu dengan cara memengaruhi atau mengajak pembaca.
b. Alenia argumentatif, yaitu alenia yang
membahas suatu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
c. Alenia naratif, yaitu alenia yang
menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita
d. Alenia diskriptif, yaitu alenia yang
melukiskan atau memberikan sesuatu.
e. Alenia ekspositoris, yaitu alenia yang
memparkan suatu fakta atau kejadian tertentu.
3. Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam
Karangan
a. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan
dalam karangan. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan. Paragraf pembuka
harus dapat difungsikan untuk:
1) Mengantarkan pokok pembicaraan
2) Menarik minat dan perhatian pembaca
3) Menyiapkan atau menata pikiran pembaca
untuk mengetahui isi seluruh karangan.
b. Paragraf Pengembang
Paragraf ini bertujuan mengembangkan topik atau pokok pembicaraan yang
sebelumnya telah dirumuskan dalam alenia atau paragraf pembuka. Paragraf
pengembang di dalam karangan dapat difungsikan untuk:
1) Mengemukakan inti persoalan
2) Memberi ilustrasi atau contoh
3) Menjelaskan hal yang perlu diuraikan pada
alenia atau paragraf berikutnya
4) Meringkas paragraf sebelumnya
5) Mempersiapkan dasar atau landasan bagi
simpulan
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup berisi simpulan bagian
karangan (subbab, bab) atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering
merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. [6]
G.
Unsur-Unsur Paragraf
Pada umumnya paragraf dibentuk oleh unsur
gagasan pokok dan beberapa gagasan penjelas. Selain itu, ada unsur yang disebut
kalimat utama dan kalimat penjelas. Hubungan kalimat utama dengan kalimat
penjelas sering kali memerlukan kehadiran unsur lain yang berupa kata
penghubung atau konjungsi. Berikut paparan dari unsur-unsur tersebut.
1. Gagasan Pokok dan Gagasan Penjelas
a. Gagasan
pokok merupakan
gagasan yang menjadi pengembangan suatu paragraf. Dengan demikian, fungsinya
sebagai pokok, patokan, atau dasar acuan pengembangan suatau paragraf.
b. Gagasan
penjelas merupakan
gagaan yang berfungsi menjelaskan gagasan pokok. Penjelasnya bisa dalam bentuk
uraian-uraian kecil, contoh-contoh atau ilustrasi, kutipan-kutipan dan
sebagainya.
2. Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
a. Kalimat
utama merupakan
kalimat yang menjadi tempat keberadaannya gagasan pokok. Letakya bisa di awal,
di tengah, di akhir paragraf.
b. Sementara itu, kalimat penjelas
merupakn kalimat yang menjadi tempat dirumuskannya gagasan penjelas. Jumlah
kalimat penjelas pad satu paragraf biasannya sesuai dengan jumlah gagasan
pokoknya. Satu kalimat utama lazimnya mewakili satu gagasan penjelas.
Perhatikan paragraf di bawah ini!
Gagasan pokok proses penemuan tersebut adalah proses penemuan karena
ketekunan. Gagasan tersebut terdapat dalam kalimat pertama. Kalmat-kalimat
yang ada di bawahnya mengandung gagasan penjelas, yang fungsinya membuktikan
tentang bgaimana ketekunan si penemu fotokopi itu. Dijelaskan bahwa penemu
fotokopi itu rajin mengadakan penelitian dan rajin membaca buku walaupun waktu
yang dimilikinya sangat sempit.
c.
Hubungan Unsur-unsur Paragraf
Hubungan
Gagasan Pokok dengan Kalimat Utama
Gagasan Pokok
|
Kalimat Utama
|
Penemuan fotokopi
karena ketekunan.
|
Proses penemuan
fotokopi bukan karena ditunjang oleh fasilitas yang memadai, tetapi karena
ketekunan.
|
No.
|
Gagasan Penjelas
|
Kalimat Penjelas
|
1.
|
Dia mengatur waktu
kosongnya.
|
Dia mengatur waktu
kosongnya yang relatif singkat.
|
2.
|
Dia mengadakan
penelitian.
|
Ketika menginjak
usia 29 tahun, dia sudah mulai mengadakan penelitian tentang berbagai efek
cahaya atas berbagai bahan guna memindahkan suatu tulisan dari satu lembar ke
lembar lainnya.
|
3.
|
Dia mengadakan
eksperimen.
|
Kerena itu, dia
mulai bereksperimen di apartemennya dengan menggunakan efek fotoelektrik
untuk mengadkan penggandaan.
|
4.
|
Dia membaca buku.
|
Tiap menjelang tidur
malam, dia membaca buku yang dipinjamya dari perpustakaan
|
Hubungan antar unsur paragraf, terutama
kalimat utama dengan kalimat penjelas atau kalimat penjelas dengan kalimat
penjelas lainnya, sering menggunakan kata penghubung atau konjungsi. Konjungsi
berfungsi menggabungkan kalimat-kalimat disebut konjungsi antarkalimat. Dalam
paragraf di atas, tampak satu contoh konjungsi antarkalimat, yakni dengan
demikian. Contoh lainnya adalah biaroun demikian, setelah itu, sebaliknya,
oleh sebab itu, dan kecuali itu[7]
H.
Pola Pengembangan Paragraf
Pola pengembangan paragraf merupakan cara
seorang penulis dalam mengembangkan pola pikirnya berupa pengembangan kalimat
topik ke dalam kalimat-kalimat penjelas yang dituangkan dalam sebuah paragraf.
Menurut Tarigan (2009: 28-31) pola
pengembangan paragraf ada enam, yaitu:
1. Paragraf perbandingan
Adalah paragraf yang kalimat topiknya berisi
perbandingan dua hal. Perbandingan tersebut misalnya, antara yang bersifat
abstrak dengan bersifat konkret. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan
memerinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian-bagian
kecil.
2. Paragraf pertanyaan
Adalah paragraf yang kalimat topiknya dijelaskan
dengan kalimat pengembang berupa kalimat tanya.
3. Paragraf sebab akibat
Adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan oleh kalimat-kalimat
sebab akibat.
4. Paragraf contoh
Adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan dengan contoh-contoh
sehingga kalimat topik jelas pengertiannya.
5. Paragraf perulangan
Adalah paragraf yang kalimat topiknya dapat pula dikembangkan dengan
pengulangan kata atau kelompok kata atau bagian kalimat-kalimat penting.
6. Paragraf definisi
Adalah paragraf yang kalimat topiknya berupa
definisi atau pengertian. Definisi atau pengertian yang terkandung dalam
kalimat topik tersebut memerluka penjelasan panjang lebar agar tepat maknanya
ditangkan oleh pembaca[8]
[2]
Ade Hikmat, Bahasa IndonesiaI, (Jakarta: PT Grasindo, 2013), hlm. 60
[3]
Ibid. hlm. 80
[4]
Muhammad
Rohmadi dan Aninditya Sri Nugraheni, Belajar Bahasa Indonesia, (Surakarta:
Cakrawala Media, 2011), hlm. 83
[5]
Dalman, Menulis Karya Ilmiah, hal.88
[6]
Ibid. Hlm. 96
[7]
Kokasi dan
Wawan hermawan, Bahasa Indonesia: Berbasis Kependidikan Karya Ilmiah dan
Jurna, (Bandung: CV Thursina, 2012), hlm. 31
No comments:
Post a Comment