Recent Posts

LightBlog

Friday 13 September 2019

paragraf

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang .......................................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C.      Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN                                                                                       
A.      Pengertian Paragraf.................................................................................... 2
B.       Struktur dan Keragka Paragraf.................................................................. 2
C.       Fungsi Paragraf.......................................................................................... 6
D.      Ciri-ciri Pargraf.......................................................................................... 6
E.       Syarat-syarat paragraf yang baik............................................................... 7
F.        Jenis Paragraf............................................................................................. 9
G.      Unsur-unsur paragraf............................................................................... 12
H.      Pola Pengembangan Paragraf.................................................................. 15
BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan ............................................................................................. 17
B.       Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 19












BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat. Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika tidak ada suatu paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari paragraf baik kegunaan, macam-macam, syarat pembentukan paragraf dan pengembangan paragraf.
Selama ini masih banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun paragraf. Hal itu dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami makna paragraf itu sendiri. Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang paragraf, kegunaan, macam-macam hingga syarat-syarat paragraf dan pengembangan paragraf itu sendiri.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari paragraf ?
2.      Bagaimana struktur dan kerangka paragraf ?
3.      Apa fungsi paragraf ?
4.      Apa saja ciri-ciri paragraf ?
5.      Bagaimana syarat paragraf yang baik ?
6.      Apa saja jenis-jenis paragraf ?
7.      Apa unsur-unsur paragraf ?
8.      Bagaimana pola pengembangan paragraf ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui arti paragraf
2.      Untuk mengetahui struktur dan kerangka paragraf
3.      Untuk mengetahui fungsi paragraf
4.      Untuk mengetahui ciri-ciri paragraf
5.      Untuk mengetahui syarat paragraf yang baik
6.      Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf
7.      Untuk mengetahui unsur-unsur paragraf
8.      Untuk mengetahui pola pengembangan paragraf




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Paragraf
Paragraf disebut juga dengan istilah alinea. Paragraf tidak lain dari satu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Secara tipografis, paragraf merupakan suatu kelompok teks yang ditandai lekukan (identtation), kata yang pertama ditulis lebih kedalam sebanyak beberapa ketukan.
Pernyataan diatas dapat memberikan gambaran bahwa paragraf merupakan rangkaian atau himpunan kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan yang biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan baris baru.[1]
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan atau ide pokok yang dijelaskan dengan kalimat pendukung. Pembuatan paragraf terdiri dari fakta dan opini yaitu berisi tentang penjelasan berdasarkan kenyataan yang terjadi kemudian diberi pikiran penjelas berupa pendapat penulis. Paragraf terdiri dari beberapa kalimat yang memiliki kepaduan yang sesuai inti dari paragraf tersebut.[2]

B.     Struktur dan Kerangka Paragraf
Sebelum kita membuat paragraf ada baiknya kita menyusun kerangka paragraf terlebih dahulu. Karena dengan menyusun kerangka paragaraf, maka akan lebih memudahkan penulis dalam membantuk suatu paragaraf. Penyusunan paragraf sebagai berikut :
1.      Menentukan tema;
2.      Menentukan ide pokok dengan menuangkan kalimat yang menjadi  ide dasar paragraph;
3.      Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama;
4.      Menuliskan kalimat penjelas untuk mendukung ide pokok.
Menurut Finoza (2009:191) berdasarkan fungsinya kalimat yang membangun alinea/paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik/kalimat pokok, dan (02) kalimat penjelas/pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama alinea (paragraf). Adapun kalimat penjelas/pendukung sesuai dengan namanya adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama alinea/paragraf.
Ciri kedua macam kalimat yang membangun alinea paragraf itu adalah sebagai berikut:
            Ciri-ciri kalimat topik:
1.      Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
2.      Mengandung permasalahan yang potensial untu dirinci dan diurakan lebih lanjut;
3.      Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;
4.      Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
 Ciri-ciri kalimat penjelas:
1.      Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti);
2.      Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea;
3.      Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi;
4.      Isinya berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik.
Menurut Tarigan (2009:17) berdasarkan berbagai kemungkinan kelengkapan unsur dan posisinya dalam paragraf, struktur paragraf dapat ditentukan beberapa kemungkinan sebagai berikut:
1.      Kemungkinan Pertama
Kemungkinan pertama, paragraf yang memiliki unsur lengkap. Susunannya adalah transisi (berupa kalimat), kalimat topik, kalimat pengembang dan kalimat penegas.
2.      Kemungkinan Kedua
Kemungkinan kedua adalah sama dengan (1), tetapi transisinya berupa kata. Susunannya adalah transisi (berupa kata), kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
3.      Kemungkinan Ketiga
Kemungkinan ketiga adalah paragraf yang memiliki tiga unsur. Susunannya adalah kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
4.      Kemungkinan Keempat
Kemungkinan keempat adalah paragaraf yang memiliki tiga unsur. Susunannya adalah transisi (berupa kata), kalimat topik, dan kalimat pengembang.
5.      Kemungkinan Kelima
Kemungkinan kelima, sama dengan kemungkinan yang keempat, tetapi transisinya berupa kalimat. Susunannya adalah transisi (berupa kalimat), kalimat topik, dan kalimat pengembang.
6.      Kemungkinan Keenam
Kemungkinan keenam, paragraf yang memiliki dua unsur. Susunannya adalah kalimat topik dan kalimat pengembang.
7.      Kemungkinan Ketujuh
Kemungkinan Ketujuh, paragraf yang memiliki dua unsur. Susunannya adalah kalimat pengembang dan kalimat topik.[3]



C.    Fungsi Paragraf
Menurut Tarigan (2009:5), fungsi paragraf dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan;
2.      Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang;
3.      Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis;
4.      Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang;
5.      Sebagai penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca;
6.      Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai; dan
7.      Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai pengantar, transisi, dan penutup (konklusi).

D.    Ciri-ciri paragraf
Menurut Tarigan (2009:4) ada beberapa ciri atau karakteristik paragraf, antara lain:
1.      Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan;
2.      Paragraf umumnya dibangun oleh sejumlah kalimat;
3.      Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran;
4.      Paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padat;
5.      Kalimat-kalimat paragraf tersusun logis sistematis.
Berdasarkan ciri-ciri paragraf diatas dapat dapat dikatakan bahwa paragraf merupakan kumpulan beberapa kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis yang memiliki satu kesatuan gagasan. Oleh sebab itu ciri-ciri paragraf adalah sebagai berikut:
1.      Mengandung ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan;
2.      Memiliki satu buah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas;
3.      Memiliki satu kesatuan makna yang utuh;
4.      Memiliki kepaduan bentuk dan kepaduan makna, dan
5.      Tersusun secara logis dan sistematis.

E.     Syarat-Syarat Paragraf yang Baik
Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki kepaduan antara unsur-unsurnya baik itu antara gagasan utama dengan gagasan penjelasnya ataupun antara kalimat-kalimatnya. Dalam hal ini paragraf yang baik harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berikut syarat paragraf menurut beberapa tokoh:
Dalam pembentukan atau pengembangan paragraf, perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan berikut:
1.      Kesatuan
Setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uaraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan poko tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
2.      Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, melainkan dibangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.
Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut:
a.       Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya;
b.      Hubungan yang menyatakan perbandingan;
c.       Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya;
d.      Hubungan yang menyatakan akibat atau hasil;
e.       Hubungan yang menyatakan tujuan;
f.       Hubungan yang menyatakan singkatan;
g.      Hubungan yang menyatakan tempat;
3.      Kelengkapan
Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan. Suatu paragraf dikatakan lengakap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik atau gagasan utama.[4]
Menurut Kuntarto (2008: 154-158), paragraf yang baik harus memenuhi  tiga kriteria yaitu:
a.       Kepaduan paragraf;
b.      Kesatuan paragraf; dan
c.       Kelengkapan paragraf.
Untuk mencapai kepaduan langkah yang harus ditempuh adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Sedangkan yang dimaksud dengan kesatuan paragraf adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Selanjutnya, sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila didalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjukkan pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dan lain-lain.
Sedangkan menurut Dalman (2010: 48) menjelaskan bahwa persyaratan paragraf mencakup:
a.       Persyaratan kesatuan keutuhan
b.      Persyaratan pengembangan
c.       Persyaratan kepaduan atau koherensi
d.      Persyaratan kekompokan atau koherensi
Dari beberapa pendapat tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa syarat paragraf yang baik adalah dalam sebuah paragraf hendaknya memenuhi syarat kesatuan (kohesi) dan kepaduan (koheren). Maksud dari kesatuan yaitu dalam sebuah paragraf hanya memiliki satu gagasan utama atau kalimat utama, sedangkan maksud dari kepaduan adalah dalam sebuah paragraf hendaknya memperlihatkan hubungan antarkalimat yang mendukung kalimat utama atau gagasan pokok.[5]
F.     Jenis Paragraf (Alinea)
Finoza (2008:197-198) mengatakan bahwa alinea banyak ragamnya. Untuk membedakan yang satu dari yang lain, alinea (paragraf) dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1.      Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya
Berdasarkan posisi kalima topiknya, dapat dibedakan menjadi empat, yaitu
a.       Paragraf Deduktif
Bila kalimat topik ditempatkan pada awal paragraf akan terbentuk paragraf deduktif, yaitu alinea yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu,
Lalu menyusul uraian atau rincian permasalahn alinea. Perhatikan contoh di bawah ini.
Text Box: Kebudayaan dapat dibagi ataas dua macam, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan nonfisik. Kebudayaan fisik tampak jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan nonfisik ada yang berupa pemikiran dan berupa tingkah laku. Contoh hasil kebudayaan fisik adalah patung, lukisan, rumah, mobil, dan jembatan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah filsafat, pengetahuan, ideologi, etika dan estetika. Hasil kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah adat istiadat, tidur, bertani, bahkan berkelahi.
 







b.      Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir alinea (paragraf) akan terbentuk kalimat induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok permasalahan paragraf. Perhatikan contoh berikut ini.
Text Box: Yang dimaksud dengan kebudayaan fisik tampak jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan nonfisik ada yang berupa pemikiran dan berupa tingkah laku. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah filsafat, pengetahuan, ideologi, etika dan estetika. Hasil kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah adat istiadat, tidur, bertani, bahkan berkelahi. Jadi, kebudayaan dapat dibagi atas dua macam, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan nonfisik.
 









c.       Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf. Perhatikan contoh dibawah ini!

Text Box: Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah murah, sehat dan kuat. Dapartemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah murah, tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan tahan air. Lagi pula bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usaha ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehaat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
 








2.      Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
a.       Alenia persuatif, yaitu alenia yang mempromosikan sesuatu dengan cara memengaruhi atau mengajak pembaca.
b.      Alenia argumentatif, yaitu alenia yang membahas suatu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
c.       Alenia naratif, yaitu alenia yang menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita
d.      Alenia diskriptif, yaitu alenia yang melukiskan atau memberikan sesuatu.
e.       Alenia ekspositoris, yaitu alenia yang memparkan suatu fakta atau kejadian tertentu.
3.      Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
a.       Paragraf Pembuka      
Paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan. Paragraf pembuka harus dapat difungsikan untuk:
1)      Mengantarkan pokok pembicaraan
2)      Menarik minat dan perhatian pembaca
3)      Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
b.      Paragraf Pengembang
Paragraf ini bertujuan mengembangkan topik atau pokok pembicaraan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alenia atau paragraf pembuka. Paragraf pengembang di dalam karangan dapat difungsikan untuk:
1)      Mengemukakan inti persoalan
2)      Memberi ilustrasi atau contoh
3)      Menjelaskan hal yang perlu diuraikan pada alenia atau paragraf berikutnya
4)      Meringkas paragraf sebelumnya
5)      Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan
c.       Paragraf Penutup
Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas.            [6]

G.    Unsur-Unsur Paragraf
Pada umumnya paragraf dibentuk oleh unsur gagasan pokok dan beberapa gagasan penjelas. Selain itu, ada unsur yang disebut kalimat utama dan kalimat penjelas. Hubungan kalimat utama dengan kalimat penjelas sering kali memerlukan kehadiran unsur lain yang berupa kata penghubung atau konjungsi. Berikut paparan dari unsur-unsur tersebut.




 








1.      Gagasan Pokok dan Gagasan Penjelas
a.       Gagasan pokok merupakan gagasan yang menjadi pengembangan suatu paragraf. Dengan demikian, fungsinya sebagai pokok, patokan, atau dasar acuan pengembangan suatau paragraf.
b.      Gagasan penjelas merupakan gagaan yang berfungsi menjelaskan gagasan pokok. Penjelasnya bisa dalam bentuk uraian-uraian kecil, contoh-contoh atau ilustrasi, kutipan-kutipan dan sebagainya.
2.      Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
a.       Kalimat utama merupakan kalimat yang menjadi tempat keberadaannya gagasan pokok. Letakya bisa di awal, di tengah, di akhir paragraf.
b.      Sementara itu, kalimat penjelas merupakn kalimat yang menjadi tempat dirumuskannya gagasan penjelas. Jumlah kalimat penjelas pad satu paragraf biasannya sesuai dengan jumlah gagasan pokoknya. Satu kalimat utama lazimnya mewakili satu gagasan penjelas.
Perhatikan paragraf di bawah ini!
Text Box: Proses penemuan fotokopi bukan karena ditunjang oleh fasilitas yang memadai, tetapi karena ketekunan. Sang penemu terbiasa mengatur waktu kosongnya yang relatif singkat. Ketika menginjak usia 29 tahun, dia sudah mulai mengadakan penelitian tentang berbagai efek cahaya atas berbagai bahan guna memindahkan suatu tulisan dari satu lembar ke lembar lain. Karena itu, dia mulai bereksperimen di apartemennya dengan menggunakan efek fotoelektrik untuk mengadakan penggandaan. Tiap menjelang tidur malam, dia membaca buku yang dipinjamnya dari perpustakaan.
 





Gagasan pokok proses penemuan tersebut adalah proses penemuan karena ketekunan. Gagasan tersebut terdapat dalam kalimat pertama. Kalmat-kalimat yang ada di bawahnya mengandung gagasan penjelas, yang fungsinya membuktikan tentang bgaimana ketekunan si penemu fotokopi itu. Dijelaskan bahwa penemu fotokopi itu rajin mengadakan penelitian dan rajin membaca buku walaupun waktu yang dimilikinya sangat sempit.
c.         Hubungan Unsur-unsur Paragraf
Hubungan Gagasan Pokok dengan Kalimat Utama
Gagasan Pokok
Kalimat Utama
Penemuan fotokopi karena ketekunan.
Proses penemuan fotokopi bukan karena ditunjang oleh fasilitas yang memadai, tetapi karena ketekunan.

No.
Gagasan Penjelas
Kalimat Penjelas
1.
Dia mengatur waktu kosongnya.
Dia mengatur waktu kosongnya yang relatif singkat.
2.
Dia mengadakan penelitian.
Ketika menginjak usia 29 tahun, dia sudah mulai mengadakan penelitian tentang berbagai efek cahaya atas berbagai bahan guna memindahkan suatu tulisan dari satu lembar ke lembar lainnya.
3.
Dia mengadakan eksperimen.
Kerena itu, dia mulai bereksperimen di apartemennya dengan menggunakan efek fotoelektrik untuk mengadkan penggandaan.
4.
Dia membaca buku.
Tiap menjelang tidur malam, dia membaca buku yang dipinjamya dari perpustakaan
            Hubungan antar unsur paragraf, terutama kalimat utama dengan kalimat penjelas atau kalimat penjelas dengan kalimat penjelas lainnya, sering menggunakan kata penghubung atau konjungsi. Konjungsi berfungsi menggabungkan kalimat-kalimat disebut konjungsi antarkalimat. Dalam paragraf di atas, tampak satu contoh konjungsi antarkalimat, yakni dengan demikian. Contoh lainnya adalah  biaroun demikian, setelah itu, sebaliknya, oleh sebab itu, dan kecuali itu[7]

H.    Pola Pengembangan Paragraf
Pola pengembangan paragraf merupakan cara seorang penulis dalam mengembangkan pola pikirnya berupa pengembangan kalimat topik ke dalam kalimat-kalimat penjelas yang dituangkan dalam sebuah paragraf.
Menurut Tarigan (2009: 28-31) pola pengembangan paragraf ada enam, yaitu:
1.      Paragraf perbandingan
Adalah paragraf yang kalimat topiknya berisi perbandingan dua hal. Perbandingan tersebut misalnya, antara yang bersifat abstrak dengan bersifat konkret. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan memerinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian-bagian kecil.
2.      Paragraf pertanyaan
Adalah paragraf yang kalimat topiknya dijelaskan dengan kalimat pengembang berupa kalimat tanya.
3.      Paragraf sebab akibat
Adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan oleh kalimat-kalimat sebab akibat.
4.      Paragraf contoh
Adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan dengan contoh-contoh sehingga kalimat topik jelas pengertiannya.
5.      Paragraf perulangan
Adalah paragraf yang kalimat topiknya dapat pula dikembangkan dengan pengulangan kata atau kelompok kata atau bagian kalimat-kalimat penting.
6.      Paragraf definisi
Adalah paragraf yang kalimat topiknya berupa definisi atau pengertian. Definisi atau pengertian yang terkandung dalam kalimat topik tersebut memerluka penjelasan panjang lebar agar tepat maknanya ditangkan oleh pembaca[8]


[1] Dalman, Menulis Karya Ilmiah
, (Jakarta: PT Raja Grafindo Indonesia, 2013), hlm. 77
[2] Ade Hikmat, Bahasa IndonesiaI, (Jakarta: PT Grasindo, 2013), hlm. 60
[3] Ibid.  hlm. 80
[4] Muhammad Rohmadi dan Aninditya Sri Nugraheni, Belajar Bahasa Indonesia, (Surakarta: Cakrawala Media, 2011), hlm. 83
[5]  Dalman, Menulis Karya Ilmiah,  hal.88
[6] Ibid. Hlm. 96
[7] Kokasi dan Wawan hermawan, Bahasa Indonesia: Berbasis Kependidikan Karya Ilmiah dan Jurna, (Bandung: CV Thursina, 2012), hlm. 31
[8] Dalman, Menulis Karya Ilmiah, hlm. 101



untuk versi ms.word bisa download dibawah ini




No comments:

Post a Comment